Belajar dari Sinonim dan Antonim - SIMTASA

Osis Yapim Taruna Stabat

Breaking

Home Top Ad

ADS

Sabtu, 07 Juli 2018

Belajar dari Sinonim dan Antonim


Oleh : Agus Andreas Tampubolon, S.Pd

Gambar Upin dan Ipin : Internet

Sinonim dan antonim bukan kembar seiras. Kalau pun hendak dipaksakan kekembarannya, mereka berdua bisa jadi adalah kembar berlainan kelamin. Sinonim adalah perempuan, dan antonim adalah laki-laki, atau pun sebaliknya. Pastinya sinonim dan antonim adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan, namun dua hal yang tak dapat disamakan.

Akan tetapi yang paling penting untuk diketahui bahwa, setiap orang berkenalan dengan sinonim dan antonim bukan saat menyaksikan seorang wanita melahirkan bayi kembar. Kita mengenal sinonim dan antonim saat sekolah, tepatnya saat belajar Bahasa Indonesia.

Atas dasar itu saya yakin bahwa dijadikannya sinonim dan antonim sebagai materi wajib ketika belajar Bahasa Indonesia bukan karena wanita yang sedang melahirkan, ntah itu bayi kembar atau tidak kembar. Bukan pula karena, pengalaman saya, bahwa guru Bahasa Indonesia biasanya wanita cantik serta menarik, meski sudah melahirkan atau pun belum melahirkan, kembar atau pun tidak kembar.

Jika demikian, apa yang menjadi dasar dijadikannya sinonim dan antonim sebagai materi wajib pelajaran Bahasa Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus bertanta pada Ka BeBei.

Menurut Ka Bebei, sinonim berarti bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Agar lebih mudah memahaminya, berikut contohnya :

Anjing = Babi
Ayam  = Bebek

Benarkah contoh di atas? Anda harus percaya bahwa itu setengah benar.

Contoh lainnya adalah :
Bodoh  = Goblok
Pintar  = Pandai

Benarkah contoh d atas? Anda harus yakin bahwa itu benar. 

Sementara itu antonim adalah lawan dari sinonim. Agar lebih tepat, berikut menurut Ka Bebei. Antonim adalah kata yang berlawanan makna dengan kata lain. Agar lebih mudah paham, harus pakai contoh. Berikut ini contohnya :

Anjing x Bebek
Babi    x Ayam

Benarkah contoh di atas? Ntahlah itu tidak terlalu penting.

Contoh berikut jauh lebih penting :
Bodoh  x  Pandai
Pintar   x  Goblok

Setelah Anda mendapat jawaban dan contoh dari Ka Bebei tersebut, sudahkah Anda yakin bahwa itu dasar dijadikannya sinonim dan antonim sebagai materi wajib pelajaran Bahasa Indonesia?

Kalau Anda menjawab sudah, maka Anda perlu mengikuti Diklat K-13 Edisi Revisi 2018 agar Anda mampu mencetak batu-bata untuk Indonesia tahun 2045.

Berikut ini saya paparkan bahwa penjelasan Ka Bebei itu terlalu sederhana, dan ia semestinya ikut Diklat K-13 Edisi Revisi 2018.

Kita harus memaknai bahwa sinonim dan antonim bukan kondisi yang tetap, kaku dan tak berubah, melainkan sebaliknya. Maksudnya ? Berikut contohnya :

Bodoh sinonim dengan goblok karena ia (subjek) tidak menyadari kebodohannya.
Pintar sinonim dengan pandai karena ia (subjek) menyadari kepintarannya.

Bodoh antonim dengan pandai karena ia (subjek) menyadari kebodohannya.
Pintar antonim dengan goblik karena ia (subjek) tidak menyadari kepintarannya.

Apakah kondisi itu tetap, kaku dan tak berubah? Tentu sebaliknya. Artinya kondisi itu dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Disadari atau tidak disadari. Maka kita tidak punya makna kata yang sama atau beda untuk sinonim dan antonim di dalam kondisi ruang dan waktu yang berubah. Semoga Anda memaknainya

Demikianlah dasar dijadikannya sinonim dan antonim sebagai materi wajib pelajaran Bahasa Indonesia. Jika Anda memiliki dasar-dasar lainnya, saya tunggu di pabrik batu-bata saya bersama bayi kembar seiras yang kelak tumbuh tak seiras, dan wanita cantik serta menarik yang hendak mempertahankan daya tariknya akibat menjadi tua, ntah itu wanita yang menjadi guru bahasa Indonesia, atau wanita-wanita lainnya.

Saya siap belajar dari sinonim dan antonim bersama Anda. Tabik!

Penulis adalag guru Mapel PPKn
Pengagum Pramodya Ananta Toer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar