Oleh : Agus Andreas
Tampubolon, S.Pd
Sinonim dan antonim bukan kembar
seiras. Kalau pun hendak dipaksakan kekembarannya, mereka berdua bisa jadi
adalah kembar berlainan kelamin. Sinonim adalah perempuan, dan antonim adalah
laki-laki, atau pun sebaliknya. Pastinya sinonim dan antonim adalah dua hal
yang tak dapat dipisahkan, namun dua hal yang tak dapat disamakan.
Akan tetapi yang paling penting
untuk diketahui bahwa, setiap orang berkenalan dengan sinonim dan antonim bukan
saat menyaksikan seorang wanita melahirkan bayi kembar. Kita mengenal sinonim
dan antonim saat sekolah, tepatnya saat belajar Bahasa Indonesia.
Atas dasar itu saya yakin bahwa
dijadikannya sinonim dan antonim sebagai materi wajib ketika belajar Bahasa
Indonesia bukan karena wanita yang sedang melahirkan, ntah itu bayi kembar atau
tidak kembar. Bukan pula karena, pengalaman saya, bahwa guru Bahasa Indonesia
biasanya wanita cantik serta menarik, meski sudah melahirkan atau pun belum
melahirkan, kembar atau pun tidak kembar.
Jika demikian, apa yang menjadi
dasar dijadikannya sinonim dan antonim sebagai materi wajib pelajaran Bahasa
Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus bertanta pada Ka
BeBei.
Menurut Ka Bebei, sinonim berarti
bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Agar
lebih mudah memahaminya, berikut contohnya :
Anjing
= Babi
Ayam
= Bebek
Benarkah contoh di atas? Anda harus
percaya bahwa itu setengah benar.
Contoh lainnya adalah :
Bodoh = Goblok
Pintar = Pandai
Benarkah contoh d atas? Anda harus
yakin bahwa itu benar.
Sementara itu antonim adalah lawan
dari sinonim. Agar lebih tepat, berikut menurut Ka Bebei. Antonim adalah kata
yang berlawanan makna dengan kata lain. Agar lebih mudah paham, harus pakai
contoh. Berikut ini contohnya :
Anjing x Bebek
Babi x Ayam
Benarkah contoh di atas? Ntahlah
itu tidak terlalu penting.
Contoh berikut jauh lebih penting :
Bodoh x
Pandai
Pintar x Goblok
Setelah Anda mendapat jawaban dan
contoh dari Ka Bebei tersebut, sudahkah Anda yakin bahwa itu dasar dijadikannya
sinonim dan antonim sebagai materi wajib pelajaran Bahasa Indonesia?
Kalau Anda menjawab sudah, maka
Anda perlu mengikuti Diklat K-13 Edisi Revisi 2018 agar Anda mampu mencetak
batu-bata untuk Indonesia tahun 2045.
Berikut ini saya paparkan bahwa
penjelasan Ka Bebei itu terlalu sederhana, dan ia semestinya ikut Diklat K-13
Edisi Revisi 2018.
Kita harus memaknai bahwa sinonim
dan antonim bukan kondisi yang tetap, kaku dan tak berubah, melainkan
sebaliknya. Maksudnya ? Berikut contohnya :
Bodoh
sinonim dengan goblok karena ia (subjek) tidak menyadari kebodohannya.
Pintar
sinonim dengan pandai karena ia (subjek) menyadari kepintarannya.
Bodoh
antonim dengan pandai karena ia (subjek) menyadari kebodohannya.
Pintar
antonim dengan goblik karena ia (subjek) tidak menyadari kepintarannya.
Apakah kondisi itu tetap, kaku dan
tak berubah? Tentu sebaliknya. Artinya kondisi itu dapat terjadi pada siapa
saja, dimana saja, dan kapan saja. Disadari atau tidak disadari. Maka kita
tidak punya makna kata yang sama atau beda untuk sinonim dan antonim di dalam
kondisi ruang dan waktu yang berubah. Semoga Anda memaknainya
Demikianlah dasar dijadikannya
sinonim dan antonim sebagai materi wajib pelajaran Bahasa Indonesia. Jika Anda
memiliki dasar-dasar lainnya, saya tunggu di pabrik batu-bata saya bersama bayi
kembar seiras yang kelak tumbuh tak seiras, dan wanita cantik serta menarik
yang hendak mempertahankan daya tariknya akibat menjadi tua, ntah itu wanita
yang menjadi guru bahasa Indonesia, atau wanita-wanita lainnya.
Saya siap belajar dari sinonim dan
antonim bersama Anda. Tabik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar