Oleh : Sindi Patika
Gambar Shahid Dalam Adegan Film
Saya adalah manusia yang kurang suka
dengan masalah hukum, tapi kalau di suruh menghukum orang, saya sangat suka. Hal
ini adalah salah satu ciri orang Indonesia, gak tau apa-apa udah langsung ngejudge, kalau orang yang digosipkan itu
benar-benar orang yang salah, tanpa mencari tau dulu kebenaran yang ada.
Seperti yang akan saya bahas saat ini mengenai film yang berjudul “SHAHID”.
Di sebuah desa yang terletak di India
tinggal seorang pemuda bernama Shahid Khan. Saat itu dia masih berusia belasan
tahun alias remaja, jadi ya rasa penasarannya masih tinggi sama kayak kita
geng... Jadi waktu itu terjadilah sebuah pembantaian segerombolan orang
bersenjata (sering disebut TERORIS). Malam itu rasa penasaran Shahid sangat
membumbung tinggi, tanpa sadar ia keluar rumah dan mengikuti kemana teroris itu
pergi. Ttapi dia hanya ikut-ikut tanpa ada membunuh seseorang pun. Singkat
cerita si Shahid di cari-cari polisi dan dia di penjara, padahal ia tidak
bersalah. Namun karena Shahid adalah orang yang tidak mampu jadi ya gak bisa
sewa pengacara deeehh....
Jadi dia mendekam selama beberapa tahun
di penjara tanpa alasan dan di dalam penjara itu banyak juga yang memberi
Shahid motivasi. Akhirnya setelah beberapa lama kemudian kasus Shahid barulah
terungkap dan dia pun bebas dengan terhormat. Dari kejadian itu Shahid pun
bertekad untuk membela orang yang tidak bersalah dengan menjadi pengacara. Dia
pun sekolah hukum.
Setelah selesai sekolah, dia membuka
sebuah kantor untuk membuka pelayanan pengacaranya. Dia pun mengalami beberapa
kesulitan dalam menjalankan misinya itu. Tapi tak lama kemudian ia mendapatkan
seorang klien wanita, dan wanita itu sendirilah yang menjadi istri Shahid.
Wanita itu adalah seorang janda ber-anak
satu. Shahid bukan hanya mengalami masalah pada pekerjaan dan impiannya menjadi
pengacara tapi dalam masalah percintaan pun dia bemasalah...haduuhh gak jauh
beda lah cerita Shahid sama ceritaku ahaayy... Tapi nih ya kalau dalam Islam
jika seseorang mau derajatnya diangkat menjadi lebih tinggi dari sebekumnya, ia
harus mengalami cobaan yang besar.
Kembali lagi ke topik awal gaees... kemudian
seiring berjalannya waktu Shahid pun cukup bahagia dengan istrinya. Setelah itu
dia menangani kasus seorang bapak yang dituduh anggota teroris padahal ya bukan
teroris dianya. Namanya adalah Fahim Khan. Fahim Khan adalah orang yang baik, kalau
saya tidak salah, dia meminjamkan telepon kepada temannya yang diduga teroris, tapi
Fahim bukanlah teroris dia hanya meminjamkan teleponnya. Hal itu diketaui oleh
pihak kepolisian India dari nomor ponsel yang digunakan Fahim itu, dipakai oleh
teroris untuk menelpon seseorang. Sebagai seorang manusia apa salahnya membantu
orang walaupun orang itu bukanlah orang yang kita kenal (begitu kira-kira
pemikiran Fahim Khan).
Ia ditangkap polisi saat anak pertamanya
baru saja lahir tapi dia belum sampai melihat bayinya itu. Dia mendekam di penajara
lebih kurang dua tahun. Setelah itu datanglah Shahid dan mulai membuka
kasusnya.
Si Fahim Khan ini juga orang yang gak
punya sama seperti si Shahid dulu waktu dia dipenjara. Jadi misi si Shahid
disini adalah membantu orang yang gak bersalah tapi untuk membebaskan diri si
Fahim dan mengungkap ketidakbenarannya ini gak punya cukup biaya alias miskin.
Setelah beberapa waktu mereka semua pun
berada pada persidangan disini ada dua pihak yaitu pihak Fahim dengan pengacara
bernama Shahid Khan, dan pihak satunya lagi yaitu saksi bahwa si Shahid ini
merupakan anggota teroris dengan pengacara perempuan yang ntah siapa namanya
itu. Mereka pun saling membela diri dan saling menunjukkan buktinya, tapi kan
saat pihak kedua menunjukkan buktinya ada sedikit kejanggalan. Dari situ
kutengok udahlah gak betul uwak ini, tapi itu kan pengacaranya ngotoot kali mati-matian
belain kalok kliennya itu betul karna menganggap si Fahim anggota teroris, padahal ya bukan.
Disini aku mikir apakah pengacara itu
kerjanya hanya membela kliennya itu walaupun kliennya itu bersalah. Sangat tak masuk akal demi uang dia rela
membela kesalahan dari pada kebenaran. Itu pengacara di India tapi apakah di
Indonesia ini pengacaranya seperti itu juga, sepertinya sih iya tapi tidak
semua. Jadi kalian jika ingin menjadi pengacara, fikirkan dulu, apakah orang
yang akan anda bela adalah orang yang benar karna jika dia orang yang salah
maka dosanya akan masuk ke pengacara karna dia membela orang yang salah.
Orang itu pun saling berdebat dan aku
sendiri pusing melihatnya. Kalau aku sendiri berfikir disini kerja pengacara
itu membela mati-matian kliennya, asalkan dia mendapatkan uang yang banyak
haduh.... uang banyak kalau gak halal untuk apa toh??? Sidang itu berlangsung
selama beberapa hari. Saat masa-masa kasus si Fahim Shahid sangat sibuk mencari
data ini itu, sampai perhatiannya kepada istrinya pun teralihkan. Istrinya juga
merasa galau karena gak diperhatiin suaminya, hoalahhh jon jon... kasian istrimu,
sesibuk-sibuknya kita jangan sampai melupakan orang yang penting dalam hidup
kita ya guyyys.
Sidang berlangsung selama beberapa hari.
Sampai saat itu setelah selesai sidang si Shahid diteror sama seseorang dan
seseorang itu bermaksud mengancam jika Shahid tidak mencabut kasus si Fahim
Khan itu, Shahid akan dibunuh. Saat itu dia berdiskusi dengan istrinya lalu istrinya
sontak menolak keinginannya untuk tetap melanjutkan kasusnya. intinya si Maryam
(istri Shahid) gak mau lah kalau si Shahid tetap melanjutkan kasusnya. Siapa
coba yang mau ditinggal mati oleh orang yang dicintai untuk kedua kalinya? Kalian...apa
kalian mau??? saya rasa kalian tidak akan mau, Apalagi si maryam kehilangan
suami untuk yang kedua kalinya, karna waktu dia menikah dengan si Shahid dia
adalah seorang janda.
Tapi si Shahid ini anaknya cengkal kali,
memang sih maksudnya bagus membela kebenaran, setidaknya dia bisa memberitahu
pihak polisi kalau dia sudah diteror seperti itu agar ia dilindungi, memang apa
saja yang menjadi minoritas akan kalah dengan yang mayoritas, tapi si Shahid
gak ada bilang sama polisi, jadi tuh ya kan tanpa sadar tiba-tiba dia ditembak
sama orang dibelakangnya. Shahid pun mati dengan kebenaran yang dikayininya.
Peresensi merupakan siswi kelas XI TKJ SMK Swasta Yapim Taruna Stabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar