Resensi Filem "Shahid" - SIMTASA

Osis Yapim Taruna Stabat

Breaking

Home Top Ad

ADS

Senin, 20 November 2017

Resensi Filem "Shahid"



Oleh : Sindi Patika
Gambar Shahid Dalam Adegan Film
Saya adalah manusia yang kurang suka dengan masalah hukum, tapi kalau di suruh menghukum orang, saya sangat suka. Hal ini adalah salah satu ciri orang Indonesia, gak tau apa-apa udah langsung ngejudge, kalau orang yang digosipkan itu benar-benar orang yang salah, tanpa mencari tau dulu kebenaran yang ada. Seperti yang akan saya bahas saat ini mengenai film yang berjudul “SHAHID”.

Di sebuah desa yang terletak di India tinggal seorang pemuda bernama Shahid Khan. Saat itu dia masih berusia belasan tahun alias remaja, jadi ya rasa penasarannya masih tinggi sama kayak kita geng... Jadi waktu itu terjadilah sebuah pembantaian segerombolan orang bersenjata (sering disebut TERORIS). Malam itu rasa penasaran Shahid sangat membumbung tinggi, tanpa sadar ia keluar rumah dan mengikuti kemana teroris itu pergi. Ttapi dia hanya ikut-ikut tanpa ada membunuh seseorang pun. Singkat cerita si Shahid di cari-cari polisi dan dia di penjara, padahal ia tidak bersalah. Namun karena Shahid adalah orang yang tidak mampu jadi ya gak bisa sewa pengacara deeehh....

Jadi dia mendekam selama beberapa tahun di penjara tanpa alasan dan di dalam penjara itu banyak juga yang memberi Shahid motivasi. Akhirnya setelah beberapa lama kemudian kasus Shahid barulah terungkap dan dia pun bebas dengan terhormat. Dari kejadian itu Shahid pun bertekad untuk membela orang yang tidak bersalah dengan menjadi pengacara. Dia pun sekolah hukum.

Setelah selesai sekolah, dia membuka sebuah kantor untuk membuka pelayanan pengacaranya. Dia pun mengalami beberapa kesulitan dalam menjalankan misinya itu. Tapi tak lama kemudian ia mendapatkan seorang klien wanita, dan wanita itu sendirilah yang menjadi istri Shahid.

Wanita itu adalah seorang janda ber-anak satu. Shahid bukan hanya mengalami masalah pada pekerjaan dan impiannya menjadi pengacara tapi dalam masalah percintaan pun dia bemasalah...haduuhh gak jauh beda lah cerita Shahid sama ceritaku ahaayy... Tapi nih ya kalau dalam Islam jika seseorang mau derajatnya diangkat menjadi lebih tinggi dari sebekumnya, ia harus mengalami cobaan yang besar.

Kembali lagi ke topik awal gaees... kemudian seiring berjalannya waktu Shahid pun cukup bahagia dengan istrinya. Setelah itu dia menangani kasus seorang bapak yang dituduh anggota teroris padahal ya bukan teroris dianya. Namanya adalah Fahim Khan. Fahim Khan adalah orang yang baik, kalau saya tidak salah, dia meminjamkan telepon kepada temannya yang diduga teroris, tapi Fahim bukanlah teroris dia hanya meminjamkan teleponnya. Hal itu diketaui oleh pihak kepolisian India dari nomor ponsel yang digunakan Fahim itu, dipakai oleh teroris untuk menelpon seseorang. Sebagai seorang manusia apa salahnya membantu orang walaupun orang itu bukanlah orang yang kita kenal (begitu kira-kira pemikiran Fahim Khan).

Ia ditangkap polisi saat anak pertamanya baru saja lahir tapi dia belum sampai melihat bayinya itu. Dia mendekam di penajara lebih kurang dua tahun. Setelah itu datanglah Shahid dan mulai membuka kasusnya.

Si Fahim Khan ini juga orang yang gak punya sama seperti si Shahid dulu waktu dia dipenjara. Jadi misi si Shahid disini adalah membantu orang yang gak bersalah tapi untuk membebaskan diri si Fahim dan mengungkap ketidakbenarannya ini gak punya cukup biaya alias miskin.

Setelah beberapa waktu mereka semua pun berada pada persidangan disini ada dua pihak yaitu pihak Fahim dengan pengacara bernama Shahid Khan, dan pihak satunya lagi yaitu saksi bahwa si Shahid ini merupakan anggota teroris dengan pengacara perempuan yang ntah siapa namanya itu. Mereka pun saling membela diri dan saling menunjukkan buktinya, tapi kan saat pihak kedua menunjukkan buktinya ada sedikit kejanggalan. Dari situ kutengok udahlah gak betul uwak ini, tapi itu kan pengacaranya ngotoot kali mati-matian belain kalok kliennya itu betul karna menganggap si Fahim anggota teroris,  padahal ya bukan.

Disini aku mikir apakah pengacara itu kerjanya hanya membela kliennya itu walaupun kliennya itu bersalah.  Sangat tak masuk akal demi uang dia rela membela kesalahan dari pada kebenaran. Itu pengacara di India tapi apakah di Indonesia ini pengacaranya seperti itu juga, sepertinya sih iya tapi tidak semua. Jadi kalian jika ingin menjadi pengacara, fikirkan dulu, apakah orang yang akan anda bela adalah orang yang benar karna jika dia orang yang salah maka dosanya akan masuk ke pengacara karna dia membela orang yang salah.

Orang itu pun saling berdebat dan aku sendiri pusing melihatnya. Kalau aku sendiri berfikir disini kerja pengacara itu membela mati-matian kliennya, asalkan dia mendapatkan uang yang banyak haduh.... uang banyak kalau gak halal untuk apa toh??? Sidang itu berlangsung selama beberapa hari. Saat masa-masa kasus si Fahim Shahid sangat sibuk mencari data ini itu, sampai perhatiannya kepada istrinya pun teralihkan. Istrinya juga merasa galau karena gak diperhatiin suaminya, hoalahhh jon jon... kasian istrimu, sesibuk-sibuknya kita jangan sampai melupakan orang yang penting dalam hidup kita ya guyyys.

Sidang berlangsung selama beberapa hari. Sampai saat itu setelah selesai sidang si Shahid diteror sama seseorang dan seseorang itu bermaksud mengancam jika Shahid tidak mencabut kasus si Fahim Khan itu, Shahid akan dibunuh. Saat itu dia berdiskusi dengan istrinya lalu istrinya sontak menolak keinginannya untuk tetap melanjutkan kasusnya. intinya si Maryam (istri Shahid) gak mau lah kalau si Shahid tetap melanjutkan kasusnya. Siapa coba yang mau ditinggal mati oleh orang yang dicintai untuk kedua kalinya? Kalian...apa kalian mau??? saya rasa kalian tidak akan mau, Apalagi si maryam kehilangan suami untuk yang kedua kalinya, karna waktu dia menikah dengan si Shahid dia adalah seorang janda.

Tapi si Shahid ini anaknya cengkal kali, memang sih maksudnya bagus membela kebenaran, setidaknya dia bisa memberitahu pihak polisi kalau dia sudah diteror seperti itu agar ia dilindungi, memang apa saja yang menjadi minoritas akan kalah dengan yang mayoritas, tapi si Shahid gak ada bilang sama polisi, jadi tuh ya kan tanpa sadar tiba-tiba dia ditembak sama orang dibelakangnya. Shahid pun mati dengan kebenaran yang dikayininya.

Peresensi merupakan siswi kelas XI TKJ SMK Swasta Yapim Taruna Stabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar