Oleh : Agus Andreas Tampubolon
Amir bercita-cita menjadi seorang
polisi. Ia pernah mengutarakan niat itu pada ibunya. Namun bukannya mendukung,
ibunya justru melarang. Amir heran mengapa seorang ibu melarang cita-cita
anaknya. Ia pun merenung : bukankah menjadi polisi adalah cita-cita mulia
karena dapat menjaga ketertiban di masyarakat? Namun mengapa seorang ibu yang
semestinya mendukung cita-cita mulia itu justru melarang anaknya? Amir tak
memahaminya.
*
Pagi ini karena terlambat bangun
tidur, Amir tergesa-gesa berangkat ke sekolah. Ia engkol kereta dan pergi tanpa
sempat sarapan. Di tengah perjalanan, Amir tersadar bahwa ia tidak memakai
helm. Ia pun tak punya waktu kembali ke rumah. Amir berangkat ke sekolah tanpa
helm.
Dalam perjalanannya ke sekolah
tanpa helm itu, Amir diberhentikan seorang polisi yang sedang menjaga
lalu-lintas. Polisi yang tampak gagah dengan sepatu hitam mengkilat dan seragam
coklat yang diselimuti rompi hijau itu meminta Amir mengeluarkan SIM dan STNK. Amir
menunjukkan STNK, namun tidak mampu menunjukkan SIM. Amir belum cukup umur
untuk mempunyai SIM, namun cukup dewasa untuk berkendara. Ia tidak pernah tidak
memakai helm saat berkendara. Baginya helm adalah karya humanis yang berasal
dari refleksi kritis manusia tentang keselamatan jiwa dalam ruang dan waktu.
Polisi itu marah. Ia menggelegar
bagai petir di siang bolong ketika menjelaskan tentang manfaat dan guna. Namun mendesah
bagai kucing yang sedang memohon tulang ikan ketika menjelaskan norma dan
sanksinya. Amir pun teringat pada kucingnya di rumah. Ia hafal betul lakon
kucingnya itu. Kucingnya adalah aktor protagonis dalam drama bertahan hidup. Ia
tidak ingin kaya, hanya ingin hidup. Baginya kekayaan tidak ada karena hanya
kehidupan yang ada. Kekayaan hanyalah alasan-alasan yang dibuat oleh manusia
untuk bertahan hidup dalam kehidupan. Manusia pun dipaksa memiliki, menguasai
hingga akhirnya mengeksploitasi realitas kehidupan sekitarnya. Amir sadar bahwa
ia bersalah karena tidak memberikan sisa tulang ikan pada kucingnya. Dan Amir
pun semakin sadar bahwa ia bersalah jika memberikan sisa tulang ikan pada
polisi yang tampak gagah itu. STNK Amir pun di tilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar